Jumat, 09 Januari 2009

Natal di Onekore


Digelar, Perayaan Natal Lintas Agama
*Serikat Santo Vinsensius Paroki Onekore

Oleh Steph Tupeng Witin

Serikat Santo Vinsensius (SSV) Paroki St. Yosef Onekore menggelar Natal dan Idulfitri bersama antara umat beragama Kristen dan Islam. Natal dan Idulfitri bersama itu berlangsung dalam perayaan ekaristi yang berlangsung di Aula Paroki Onekore, Senin (29/12). Ekaristi dipimpin Pastor Paroki Onekore, Pater Tarsisius Djuang Udjan, SVD dan dihadiri ratusan “orang kecil” yang terdiri dari para janda, duda, kaum papa-miskin, orang-orang cacat dan para donatur yang beragama Kristen dan Islam.
Pater Tarisius Djuang Udjan, SVD mengatakan, inti dari Idulfitri dan Natal adalah damai dengan Allah, dengan sesama dan alam lingkungan. Damai itu mesti dikonkretkan melalui tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. “Damai tidak sebatas dinyanyikan dengan merdu dalam gereja dan didoakan dalam masjid-mashid. Damai mesti dibawa keluar dan dikonkretkan dalam hidup harian dalam bahasa cinta dan pengampunan. Musuh harus dikalahkan dengan sikap mengalah seperti yang ditunjukkan Yesus. Damai yang dibangun dengan kekerasan hanya membuahkan damai yang semu.”
Menurutnya, cinta digalang melalui solidaritas, rasa setia kawan, semangat berbagi dengan kaum lemah dan berkekurangan. Melalui Natal dan Idulfitri, Allah menunjukkan solidaritasnya dengan orang kecil dan miskin. Solidaritas sosial dan damai adalah dua sisi mata uang dari kehidupan. “Damai mesti menggerakkan kita untuk memerangi kemiskinan yang menjadi sumber konflik dan musuh terbesar kedamaian. Rela berbagi adalah kunci untuk memerangi kemiskinan sebagai jalan menuju keadilan sosial. Natal bersama ini juga merupakan perayaan syukur atas ras setia kawan dan solidaritas para dermawan/donator yang rela berbagi dengan sesame yang kurang beruntung ini.”
Ketua Serikat Santo Vinsensius (SSV) Paroki Onekore, Dolfine Leimena Mite mengatakan, Natal dan Idulfitri bersama kaum papa miskin ini digelar untuk mengungkapkan syukur kepada Tuhan yang menyapah kaum kecil melalui tangan para donator/dermawan yang solider dengan penderitaan kaum miskin. “Kegiatan ini lintas agama dan dijalankan atas nama damai yang melampaui sekat agama, suku dan golongan. Pada 22 Desember 2008, SSV membagi sembako kepada kaum cacat, duda. Janda, orang sakit dan berkekurangan. Juga dilaksanakan pengobatan gratis bersama Ibu Aleksia. Dalam kegiatan ini kelompok Tionghoa Kabupaten Ende menyumbang 15 karung beras, Suster Ursulin menyumbang pakaian layak pakai dan sumbangan dermawan/donator lainnya.” Serikat Santo Vinsensius (SSV) didirikan tahun 1833 di Paris, Prancis oleh Fredrik Ozanam. Serikat ini memelopori gereja kaum msikin dengan misi pendalaman iman yang tumbuh dalam persaudaraan dan membuahkan amal cintakasih bagi kaum miskin. SSV berdiri di Ende pada 6 Mei 1965 dengan pusat di Paroki St. Yosef Onekore.

Tidak ada komentar: